Senin, 27 Mei 2019

cara afdruk screen sablon



Sebelum mulai menyablon lagkah awal yang perlu dipersiapkan adalah membuat atau mengafdruk screen sablon, dalam tutorial berikut akan dijelaskan bagaimana mengafdruk screen sablon dengan baik yang disertai foto pendukung untuk memperjelas pembelajaran.
Dalam percobaan ini alat screen yang digunakan adalah jenis T-61 yang umumnya digunakan untuk menyablon kaos. Berikut ini beberapa alat dan bahan yang digunakan: 
  1. Screen Sablon
  2. Obat Afdruk (Misalnya: PhotoXol, Bremol, dll.)
  3. Alat Perata (Misalnya: Kartu ATM bekas, Kartu nama mika, dll.)
  4. Print out desain
  5. Kipas angin / Hair dryer
  6. Plester
  7. Lampu TL
  8. Kaca 
  9. Air
  10. Busa
  11. Alat Penyemprot
  12. Seteleh tercampur dengan baik tuangkan pada screen sablon, dan ratakan dengan alat perata. Dalam meratakan screen emulsion ini lakukan secara vertikal dan horisontal pada bagian depan dan belakang secara berulang hingga obat afdruk menempel rata dengan baik.

    Setelah rata keringkan dengan kipas angin atau hairdryer, dalam pengeringan lakukan di lokasi yang minim cahaya lampu atau matahari karena obat afdruk yang telah tercampur dengan sensitizer mempunyai sifat mengeras apabila terkena cahaya.
  13. Pengeringan dengan kipas bisa dilakukan sekitar 10 menit, pastikan obat sablon kering secara merata. Kemudian pasang kertas print out desain yang akan digunakan, posisikan desain dengan baik dan plester pada bagian ujung agar tidak berubah posisinya. Ingat penempelan di bagian depan screen posisikan kertas desain secara terbalik, lihat gambar.

    Setelah kertas desain diposisikan dengan baik pada screen lakukan langkah-langkah persiapan penyinaran. Siapkan 2 lampu TL di bawah kaca dengan jarak kurang lebih 10 cm, kaca bisa disangga dengan kardus atau kayu atau bila memungkinkan buatlah meja untuk penyinaran.

    Bagian belakang screen tutuplah dengan busa atau bahan lain yang lunak dan rata, letakkan screen pada kaca dan sebaiknya tindih bagian bisa dengan pemberat agar screen menempel rata pada kaca.
  14. Penyinaran dengan lampu dilakukan selama kurang lebih 3 menit. Setelah penyinaran dilakukan lepas kertas desain kemudian cuci dengan air. Apabila tahap demi tahap di atas dilakukan dengan baik maka saat screen dicuci akan tampak corak gambar desain dan membentuk lubang sesuai pola desain, lanjutkan dengan menyemprot pada bagian lubang desain dengan menggunakan alat semprot air. 
  15. Saat menyemprot gunakan tekanan sesuai kebutuhan agar hasilnya baik. Setelah selesai menyemprot kemudian jemur di bawah sinar matahari. Jika perlu lapisi screen dengan cairan penguat. 

    Demikian cara menyablon dengan materi membuat atau mengafdruk screen sablon, semoga dapat menjadikan manfaat bagi pembaca yang sedang belajar sablon.
    Bila ada pertanyaan seputar materi di atas silahkan mengisikan komentar di bawah, kami usahakan merespon dengan cepat

sastrawan indonesia


1. Sapardi Djoko Damono
dw.com
Siapa yang tak kenal Bapak Hujan Bulan Juni. Puisi-puisinya begitu mampu mendaraskan rindu dan cinta yang tulus terhadap hal apa pun. Diksi-diksi yang tepat selalu ‘dipasang’ sastrawan kelahiran Surakarta, 20 Maret 1940 ini di setiap sajaknya. Lirik per lirik tampak sederhana, tapi mengandung makna yang dalam. “Hujan Bulan Juni” dan “Aku Ingin” adalah karya monumentalnya. Bahkan, Hujan Bulan Juni dikembangkan menjadi novel, komik, bahkan akan jadi film. Kini, Sapardi masih aktif mengajar program pascasarjana di Universitas Indonesia jurusan sastra.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
2. Chairil Anwar
``lahiya.com
Si Binatang Jalang ini dinobatkan H.B. Jasin sebagai pelopor sastrawan angkatan 45. Karya legendarisnya berjudul “Aku”. Pria kelahiran Medan, 26 Juli 1922 ini mampu melahirkan karya yang heroik dan menggugah ‘kehidupan’. Ia menggubah puisi-puisi dengan tajuk pemberontakan, kematian, individualisme, eksistensialisme, hingga multi-interpretasi. Ia meninggal di usia muda, tepatnya pada usia 26 tahun di Jakarta.
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
3. Goenawan Mohamad
````blajar.co.id
Biasa disingkat GM. Ia adalah sastrawan, juga budayawan, yang berpandangan liberal. Pemikirannya yang terbuka tentu berpengaruh terhadap karya-karyanya. GM banyak menulis sajak. Tak hanya sajak, ia menulis banyak karya sastra. Pendiri, yang kini menjadi komisaris Tempo ini telah menulis sejak ia berusia 17 tahun. Ia kini masih aktif menulis Catatan Pinggir di majalah Tempo. Sajak-sajaknya dengan berjuta perbendaharaan kata membuat pembaca jatuh hati.
Yang tak menarik dari mati
adalah kebisuan sungai
ketika aku menemuinya.
Yang menghibur dari mati
adalah sejuk batu-batu,
patahan-patahan kayu pada arus itu
4. Sutardji Calzoum Bachri
flickr.com/
Sutardji berhasil mengeluarkan konsep puisi keluar dari pakemnya. Ia menggubah puisi seperti layaknya mantra. Ia banyak menggunakan bahasa yang figuratif atau bahasa yang digunakan penyair untuk menyatakan sesuatu dengan cara tidak biasa, melalui makna kias atau makna lambang. Puisinya berjudul “Tragedi Winka Sihka” membelalak pembaca, yang membuat masyarakat memiliki tafsir berlainan satu dengan lainnya.
di luar wiski
di halaman
anak-anak bermain
bayangkan kalau tak ada anak-anak di bumi
aku kan lupa bagaimana menangis katanya
5. Sitor Situmorang
cnnindonesia.com
Di selisik dari namanya, sudah pasti penyair ini berdarah Batak. Penulis kenamaan asal Sumatera Utara tersebut memulai karier sebagai jurnalis. Tak hanya puisi, ia juga menulis esai dan cerita pendek. Larik-larik puisinya menyiratkan makna mendalam. Karya-karyanya memberi oksigen bagi pembaca yang haus komposisi. Bahkan, setelah Chairil Anwar meninggal, Sitor disebut-sebut menjadi penyair terkemuka.
Semoga kasih tahu jalan kembali
Pada pintu yang membuka dinihari
Ke mana angin membawa diri
LANJUTKAN MEMBACA ARTIKEL DI BAWAH
Editor’s Picks
Kekasih, semoga kau
Dapat kepenuhan cinta dalam aku tiada
Terpecah dua benua, suatu kelupaan di
...Sisik samudra.

6. Joko Pinurbo
pojokseni.com
Dialah yang mengemukakan jarak itu sebenarnya tak pernah ada, sebab, pertemuan dan perpisahan dilahirkan oleh perasaan. Sastrawan kelahiran Pelabuhan Ratu, Jawa Barat ini melahirkan karya-karya yang memadukan unsur naratif, ironi refleksi diri, dan tak jarang membubuhkan unsur ‘nakal’. Ia telah menggeluti puisi sejak remaja dan mulai menulis pada usia 20-an.
Malam ini aku akan berangkat mengarungimu.
Perjalanan mungkin akan panjang berliku
dan nasib baik tidak selalu menghampiriku
tapi Insyaallah suatu saat
bisa kutemukan sebuah kiblat
di ufuk barat tubuhmu.
7. Remy Silado
bintang.com
Nama aslinya Yapi Panda Abdiel Tambayong. Tulisannya lekat dengan kritik terhadap berbagai persoalan, termasuk persoalan sosial dan budaya. Dalam menulis puisi atau karya-karyanya yang lain, pria kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Juli 1945, ini kerap menggunakan kata-kata arkais, atau kata yang sudah lama tak digunakan. Selain menulis puisi, ia menulis drama, esai, roman populer, dan buku-buku.
Di celah-celah sudut sempit terhimpit
Manusia seperti sandal jepit menjerit-jerit
Pohon-pohon pun tertawa
Tertawa melihat manusia
ia kembali bersujud
Jiwa terasing dalam dunia bising
Diinjak, remak, permak
Lalu kiamat
Ia tamat
8. Widji Thukul
`cnnindonesia.com
Ia adalah penyuara aspirasi kaum akar rumput, yang hilang tak tau rimbanya. Widjhi Thukul, lewat karya-karyanya mengorasikan perlawanan terhadap rezim Orde Baru. Tulisannya menggugah semangat kaum-kaum tertindas. Sastrawan asal Surakarta ini kemudian dinyatakan hilang di usia 34 tahun. Tak tahu, kini masih hidup atau telah bersatu dengan alam.
mesin terus berputar
pabrik harus berproduksi
pulang malam
badan loyo
nasi dingin
bagaimana kalau anak sakit
bagaimana obat
bagaimana dokter
bagaimana rumah sakit
bagaimana uang
bagaimana gaji
bagaimana pabrik? mogok?
pecat! mesin tak boleh berhenti
maka mengalirlah tenaga murah
mbak ayu kakang dari desa
disedot
sampai pucat
9. W.S. Rendra
irfanyulianto.com
Siapa yang tak kenal dengan nama ini. Karya-karya sastrawan asal Solo kelahiran 1935 itu punya pengaruh besar terhadap kesusastraan Indonesia. Meski demikian, ia disebut-sebut tak masuk pakem angkatan ‘45, '60-an, atau '70-an. Karyanya mengalun menurut kebebasannya sendiri. Ia menggubah puisi atau karya-karyanya dengan jahitan kata yang rapi dan apik dibaca maupun didengar.
Suatu malam aku mandi di lautan.
Sepi menjadi kaca.
Bunga-bungaan yang ajaib bertebaran di langit.
Aku inginkan kamu, tetapi kamu tidak ada.
Sepi menjadi kaca.